Jalur dingin mentari pagi
Menyapa lembut.. asyik, lena, leka
Segar, indah dan persona
Jiwa dan hati diterangi
Rindu dan harapan memuncak
Namun jiwa, dan hati belum terbelai
Teruna dan Dara tetap terkulai layu
Sinarnya mentari dinihari
Membakar merah muka
Tetap terasa sepi dingin hari
Terasa lemah tergenang airmata
Merindu unggas rimba
Atau anggerik Desa
Mungkin kumbang Kota
Mana kemana dimana
Wahai Dinda! aduhai Kanda!
Jangan tinggal Daku!
Begini, sendiri.. sepi
Histeria dan meronta
Apa lagi? Apa lagi?
Tunjukkan! Pamerkan!
Jangan sembunyikan
Jangan..! Tidak...! Oh Tuhan..!
Mengapa? Kenapa? malangnya diri ini
Dirimu yang dirindui
Entah kemana tak tercari
Ketahuilah dunia cinta
Sekalipun dikau datang,.. kasih
Kukira hanya seribu tahun lagi
Baru kukira padam, terlerai
Rinduku yang membara ini...
air mataku menetes melihat kepergianmu
semua yang kulakukan untuk membuatmu tetap disini
tak dapat menahan langkahmu tuk pergi
begitu cepat kau tinggalkanku
mengakhiri cerita cinta bersamamu
cinta yang begitu kubanggakan
selalu kujaga dan kupuja
kini harus melangkah pergi
untuk sebuah kesalahan yang tak ku inginkan
apa yang ku harapkan
takkan pernah terwujud
dia membenciku, menolakku dan menjauhiku
kini tak ada lagi cinta itu
semuanya tlah terbang bersama kepingan udara
dia takkan pernah tau
bagaimana aku mencintainya
diapun takkan pernah tau
bagaimana aku merindunya
semuanya hanya untuknya
walaupun perih tetap kujalani
demi tuk mendapat setetes rasa sayangnya
cinta...
mengapa harus aku yang terluka
kau tinggalkanku dan membawa kebencian di hatimu
takkan kudapatkan lagi cinta itu
harus kurelakan dirimu, walau ku tak mau..
Makanlah,senjata ini gembul
merampok dan merampok secara halus
ialah makananmu.
Hingga telanjanglah kami di jalanan.
Merampok dengan taurat-tauratmu
tauratmu yang penuh tilang – menilang.
Hancurkan ruko-ruko dengan tangan besi nan dictator.
Kau bungkam hanya dengan karena kertas rupiah.
Tipu dan menipu ,tlah jadi mandate dari rajamu.
Alasan dan alas an ialah kunci emas
kunci keberhasilan tuk rajam kami
Lebih baik kau makan saja terpedomu,
supaya lebih diam harimaumu
yang penuh bisa beracun.
Lebih baik jadi Polisi surga
yang slalu jaga Negara
dimana kami bisa lihat cinta
dan kejujuran nyata
hanya rasa bahagia yang ada
ketika ku lihat kamu
aku terdiam, seribu bahasa, trpaku
bibir ini tak mampu berucap
namun, apa? apa yang ku alami?
kecewa, … karena rasa ku tak terbalas
mengadu padaMu, berdoa pada-Mu
tak ku sangka ini adalah awal perjumpaan itu
namun rasanya kerinduan yang telah lama berkobar, padamlah sudah…
tapi kapan??? apa hanya ada tangis?
aku tidak ingin meratap
hanya ingin melupakannya, tapi mengapa begitu berat?
tentangnya lagi, karena kecewa ini besar…
karena kesadaranku besar pula
aku tak pantas baginya…
ini kali kau membuat langit berawan lagi
pelangi yang bertandang dipucuk slamet
juga pada wewangiuaan khas di sepanjang sokaraja.
aku akan datang sumampir…
tapi bukan kali ini.
sumampir …
jika benar patung didepan margono bertanya
arahkan matanya ke utara
jika nanti di pertemuan beri sedikit keberanian
aku yang datang hanya satu di titik tujuan.
sumampir…
sedikit terang adalah kalimat yang kutunggu
tapi jika mendung bahkan gelap menutupi
aku takkan datang.
sumampir…
hujan di pagi ini adalah kesungguhan hati
dan membasuh pada yang terpendam
Tiada kata-kata lagi yg bisa kurangkai
Tiada ucpan lagi untuk aku ungkapkan Semua telah hilang karna cinta ta’ pasti
Karna cinta yg tulus dari hati
Aku korbankan seluruh hanya untuk- Mu
Engkau korbankan ketidak pastian
Hingga aku mat
Dariku seluruhnya hanya untukMu..
Dari- Mu Hanya untuk- Mu
Mana!!..?? Mana bukti-bukti ketulusan hatidari dirimu
Ta’ ada satu cinta,
Kecualicinta darimu
Yg Mambuat aku merasa hilang,
Dunia fatarmorgana
Disitu aku hidup bersamaMu
Bukan didunia ini aku hidup denganMu
Dimalam Yg senja
Sepi langit ta’ berbitang
Ditutupi awan merah
Aku ta; berdaya karna aku ta’ bisa berfikir lagi
Apa yg harus aku lakukan??
Aku ta’ ingin bils malam ini jadi malam terakhirKu
Dengan kata-kata terakhirKu
Yg kutulis disebuah kertas
Yg
Menggambarkan tentang dirimu
Oohhh……
Kekasih hatiku
Teruntuk hati Yg Gelisah
tanpa seorang pun berada di sisi
detik demi detik mulai merasuk
sehingga ku mulai khayalan ku
aku tak butuh teman
dan aku tak butuh benda nyata
yang ku butuh hanya daya imajinasi ku
di sana tmpat yg pling menyenangkan
di sana pula ku bebas
tanpa ada larangan
tanpa ada ikatan
kau lah sahabat terbaik ku
kau beri apa yg ku mau
dan ku hanya ingin bersama mu slalu…
KETIKA AKU HARUS JUJUR
AKU BAGAI SEONGGOK BATU HITAM
DALAM KEREMANGAN MALAM
DIKELILINGI KEPULAN ASAP MENGGUMPAL
DI TENGAH HUTAN BELANTARA RAYA
POHON-POHON TERBAKAR BERTUMBANGAN
TERJAJAR BERSAMA BANGKAI-BANGKAI NAFSU DUNIAWI
YANG MENYEBARKAN BAU ANYIR DAN SANGIT
SIAP MENERKAM KE DALAM DUNIA MIMPI TAK BERTEPI
KETIKA AKU HARUS JUJUR
AKU BUKANLAH POLITISI
YANG HABIS MASA BAKTI..SIBUK SALING SIKUT..
KANAN KIRI..TUK MEREBUT JATAH KURSI..
YANG HOBBYNYA JALAN2 KE LUAR NEGERI
BERSAMA ESCORT LADY YANG BAYARANNYA
NA’UZUBILLAH….BISA BUAT MAKAN 365 HARI
ATAU ANGGOTA DPR SAAT RAPAT TIDUR SIANG
ONGKANG-ONGKANG KAKI AWAL BULAN TRIMA GAJI
KALO RAPAT PARIPURNA TAK SATUPUN KURSI TERISI
KETKA AKU HARUS JUJUR
AKU BUKANLAH FPI…
MERASA PALING BENAR..PALING SUCI..
SEOLAH KITAB SUCI HANYA MILIK SENDIRI
SAAT BERTINDAK TANPA KOMPROMI
TANPA MEMIKIRKAN KERUGIAN KAUMNYA SENDIRI
KETIKA AKU HARUS JUJUR
AKU BUKANLAH SELEBRITIS
SETIAP HARI HAHA..HIHI..KESANA KEMARI
DENGAN TOPENG-TOPENG KEPALSUAN
KETIKA AKU HARUS JUJUR
AKU BUKANLAH JALALUDDIN RUMMI
SEORANG SUFI..TINGKATANNYA PALING TINGGI
PUISINYA HANYA UNTUK ILLAHI RABBI
DAN PUISINYA SUBHANALLAH….BIKIN AKU MENANGIS..
MERINTIH…TERHANYUT..SERASA KAKI TAK MENGINJAK BUMI
DAN AKU BUKANLAH “SI BURUNG MERAK”….
KETIKA BACA PUISI SEDIH SEMUA ORANG MENANGIS
KETIKA BACA PUISI GEMBIRA SEMUA ORANG TERTAWA
KETIKA HARUS JUJUR
AKU BUKANLAH PEMBUAT PUISI
BERISI MIMPI-MIMPI TAK PASTI
YANG KATAMU KAPITALIS..BORJUIS..HEDONIS..
AKU BUKANLAH PEMBUAT PUISI
SEPERTI JALAN-JALAN DI TEPI PANTAI
SEPOI-SEPOI ANGIN MEMBELAI..
DAN AKHIRNYA AKU TERKULAI..LEBAYYY…
AKU MERANGKAI PUISI ATAS DASAR HATI NURANI
YG AKU LIHAT…AKU DENGAR..AKU RASAKAN….
KETIKA AKU HARUS JUJUR
SALAHKAH AKU MEMPERSEMBAHKAN PUISI TUK ORG YG KUKAGUMI..
SENGSARAKAH AKU MERANGKAI UNTAIAN PUISI TUK CINTA SEJATI..
HINAKAH AKU MENULIS PUISI KARENA HATI NURANI..
YA ALLAH…YA RABBI…IMANKU TIPIS SEKALI LAKSANA
KULIT BAWANG..YANG MUDAH TERKELUPAS…RAPUH…
BAHKAN GAMPANG TERBAWA ARUS ANGIN……
COBA KAU TANYA WAHAI SOBAT..TUHANMU..TUHANKU..
TUHAN PARA DEWA-DEWA..TUHAN SERU SEKALIAN ALAM..
APAKAH INI SUATU DOSA…????
KETIKA AKU HARUS JUJUR
WAHAI SOBAT-SOBATKU…
AKU BUKAN POLITISI
AKU BUKAN SELEBRITI
AKU BUKAN JALALUDDIN RUMMI
AKU BUKAN “SI BURUNG MERAK”
AKU ADALAH AKU…SI PEMBUAT PUISI
TUK MENGHIBUR JIWA-JIWA YANG SEPI
orang yang lemah dan takut adalah mereka yang memilih segala kepedihan dan penderitaan ini, semata mata hanya untuk melarikan diri dari maut
meskipun harus mnenderita dan jiwanya merana
mereka bahkan masih mengharap, semua penderitaan itu akan pergi dan tak kembali lagi
ia lebih suka merasakan kepedihan yang lebih berat dibanding seratus kali kematian daripada merasakan kematian yang sesungguhnya, yang dapat membebaskannya dari derita kematian yang berulang ulang ini
orang yang tak betah dirumah dapat meninggalkannya
orang yang jenuh pada teman dapat menjauhinya
tetapi mengapa orang bosan hidup tak boleh minggalkannya? dan tidak berpikir untuk membebaskan diri dari siksaannya?
padahal kehidupan telah membawanya kelubang kesengsaraan dan penuh siksa
Oh, siapalah datang sini temani aku
Agar jangan api unggun ini kunikmati sendirian, dan habis kehangatan ini kunikmati
Sejauh apa tempatku, mengapa tidak ada yang menjangkau
Hitam dan kelam danau di sini, bayang-bayang lumut yang dipantulkannya saja
Tinggi menjulang tempatku, dekat bukit indah kalau kubuka jendela
Tapi hanya angin dingin yang mampir, hanya udara kosong lepek yang mengusik
Aku hampir tak berpuas diri, segala yang kucoba tidak memenuhi keinginan hati
Kepada siapa aku kembali, mungkin aku yang bersembunyi
Coba kutengok sekilas setapak di depan, coba kudengar bisikan samar di depan pintu yang terketuk
Siapa tahu hatiku yang berkabut, dipusingkan suara dunia tak berguna
sampai hati ini merintih
biarkan aku mengukir hati di atas pelangi yang indah
walau letih hati ini menanti cinta yang tak pasti
dan biarkan aku menangis
sampai sembuh luka di hati
Kalau boleh ku meminta
jangan engkau titipkan cinta di hati ini bila sakit yang ku dapati
bila cinta adalah fitrah untukku
jangan biarkan aku mengeluh karenanya
jadikanlah hari yang aku lewati, menjadi indah untuk jiwaku yang merana
Terkadang sebuah kenangan menjadi penantian
Entahlah..entahlah…
Dalam hatiku berkecamuk rasa tak menentiu
Dicintai salah mencintaipun juga salah
Terkadang ingin bebas lepas terhempas
Dimana tidak ada penderitaan
Bebas berlari tertawa dan bernyanyi sesuka hati
Tapi duniaku penuh dengan penyesalan…
Tetesan air mata dan misteri akan kekejaman
Tempat dimana bertemu dengan orang tercinta
Dia meninggalkanku dengan dendam yang terpendam
Ada rahasia dibalik kehidupannya yang tak pernah kutahu
Perlahan diriku menyadari akan sebuah kemunafikan
Oh,,Tuhann sungguh kecewa diriku…
Kecewa.....kecewa… akan cinta…
untuk meraih mimpi
ku terjatuh kedalam lubang hati
saat ku berdiri
untuk menanti
ku terbujur kaku dalam kesndirian ini
saat kau tinggalkan ku disini
ku terdiam dalam sepi
hening nya sunyi
perlahan menghampiri
apakah yang terjadi
kau hilang dan pergi
dari kehidupan ku ini
ku sesali apa yang terjadi
ku sesali apa yang ku perbuat
egokah aku
biLa ku perhatian padamu
egokah aku
membuat mu senang
apa yang terjadi
biar lah terjadi
mungkin ini lah yang di kehendaki
ku pasrah dalam sunyi
adakah waktu yang bisa di ulang kembali
untuk merobah apa yang terjadi?
tapi dengan apa aku melihat?
Sedang mata berbalut sendu
membutakan apa yang telah tersirat
tapi dengan apa aku berkata?
sedang bibir ini terkunci
pada kekakuan bisik tak berujar makna
Tapi dengan apa kurangkulkan
sedang lengan terikat takutku
Percayaku terkikis pada kerutnya angan
Tapi dengan apa aku jangkarkan
Bila tancapnya lukai harapan
Tak lagi berbisik hasrat pada pujaan
Tapi dengan kata apa yang pantas
bila kalimat lainkan makna jujurnya
dan akhirnya cinta terhempas
Aku terbelenggu di dalam semu.
Rintih hati yang terpendam didalam.
Takkan ada yang tau selain bintang.
Dalam gelap bintangku terangi hati.
Walau hanya setitik cahayamu.
Terangi hatiku… Besarkan hatiku…
Melewati kegalauan hati ini.
Kehangatan cahayamu dalam urat nadiku.
Takkan sirna ditelan rasa.
Kini kau bagian dalam hidupku.
Terekat satu dalam kehampaan hati.
Suara hati ingin miliki bintangku.
Jadi bagian dari belahan jiwaku.
Namun ku sadari… Takkan kuingkari…
Indah cahayamu takkan pernah kugapai.
Oh tuhan… hanya satu yang kuminta.
Jangan padamkan cahaya bintangku.
Biarkan merekat erat dalam dada.
Sampai bintangku raih kebahagiaan.
kekuasaan terlalu sulit dipercaya
namun keadilan tak pernah berakhir….
Jauhilah aku,,
Seperti aku menjauhimu dulu.
semua ketulusan yang kamu berikan.
tak ku pernah ku dengarkan.
kamu mengajari aku matematika,,
tapi ku nodai dengan semua game.
kamu mencurahkan aku kedamaian..
tapi ku abaikan dengan tawuran.
kamu menasihatiku hal kebaikan,
tapi tetap ku lakukan kejahatan.
kamu menuntunku untuk tetap sehat,,
tapi ku langgar dengan merokok.
Tulusnya kalimat yang terucap darimu,
Tak sedikit pun aku tanggapi.
sekarang apa yang terjadi kini..
aku baru rasakan sesal..
mengapa tak dari dulu aku sadar,,
betapa baik hati dirimu.
mengajari aku yang tidak mengerti semua ini.
sebentar lagi kita berpisah..
karena kita tlah tidak akan sekelas lagi.
ku coba untuk minta maaf darimu,,
ku berjuang untuk bisa bertemu kamu,,
semua terlambat,,,,,
karena kini kau menjauhiku.
mungkin kamu menangis
di saat aku tidak mengacuhkanmu..
mungkin kamu sedih
di saat aku tidak mendengarmu
mungkin kamu meneteskan air mata,,
di saat aku tak memperdulikanmu.
padahal didalam hatikuu,,,
aku begitu mencintaimu.
aku memang hina..
maka kamu pantas tuk menghinaku.
aku memang bersalah,,
maka kamu pantas tuk menyalahkanku.
aku memang tak sadar betapa tulus dirimu.
maka kamu memang pantas menghindar dariku..
“DAN AKU MEMANG PANTAS KAMU JAUHI
Kau ku tempatkan jauh
Dilubuk hatiku
Kau begitu abadi di jiwaku
Menemani waktu ku bergulir
Menjelajah samudera kehidupan
Kau menjadi raja di hatiku
Memenuhi sluruh permukaan jiwaku
Walau…
Entah sjauh apa jarak merentang
Memisahkan cinta
Ktika kesempatan datang
Pertemuan ini
Hanya melukaimu
Aku hanya sbuah lukisan
Sbuah masa lalu
Aku tak sanggup
Membiarkanmu dlm kedukaan
Melihatmu sakit dlm kelukaan
Memberikan pertanda yg penuh
Ke mustahilan…
Tuhan…
Aku menunggu keajaibanMu
Jika memang msh ada tempat
Untuk aku bermohon
Walau aku tak pantas lagi untukmu…
ada kenangan meraba hariku
hari ini
saat perkenalan…
pernyataan…yang tak berujung
saling menyakiti..
saling mengagumi
semua tertutup
semua terselubung
semua bayang..
tapi,,,ada…walau setitik…setepi…samar tapi ada…
ingin saling memiliki…
menggigil…menahan rindu..
bergetar…resah..gelisah…
menahan perasaan yang ada
disini ..aku menanti..
sesuatu yang ..tak pasti
tapi..aku tetap menanti..
entah sampai kapan
mungkin sampai kita menyadari
arti dari …kehadiran kita…
betapa berari pertemuan yang ada
kebersamaan…yang ada..
bahkan hari kelahiran…yang sama…
dihari kelahiran kita berdua..
hanya satu keinginan dalam setiap nafas…
dalam doa..
ada hati yang tertempa…berani membangun…hati yang terpisah …untuk bertemu…
untukku…untukmu…
untuk kita…..
muncul dari semangat yang tersisa
membuat aku terbangun dari dinginnya embun pagi
kusapa mentari.. kuhela nafas merasakan sejuknya hari ini
bisakah kulalui hari ini…
jam dinding melihatku seakan ku tak bisa melewati
semua ini..
harapan, semangat, kenangan yang kau ciptakan
membuat ku berhenti sejenak… bisakah ku lanjutkan hidup
yang hanya diselimuti kesedihan, tangis, cemooh orang disekelilingku
aku tau. . . aku sadar bahwa kau berpengaruh besar dalam hidupku
ingin kubuka selimut ini… dan segera kupakai topeng sandiwara
Ayah… kusayang kamu…
walau kutak bisa bertemu…
kuhanya bisa melihatmu dengan tangisku…
memangilmu dengan emosiku…
memelukmu dengan kesalku…
dahulu Ku benci ayah …. sampai melihatmu saja ku tak sanggup
tapi kini ku sadar kau segalanya bagiku…
Maafkan aku ayah …
mengapa kau jauh
mengapa kau pergi
mengapa kau tinggalkanku
di sini sendirian
apa kau sudah lupa
dengan janjimu
yang terucap pada mulutmu
kau bicara manis dihadapku
andai kau tahu…
kini ku sedang merindukan dirimu
andai kau tahu…
hati ini menjerit menyebut namamu
sungguh sakit hati ini
saat ku tahu kau tlah
hianati cinta suci ini
tanpa sebab dan akibat
diriku menangis bagai tiada henti
kini cintaku menjadi
sebuah serpihan hati
yang terpisah dari ikatan cinta
untuk apa ku harus rindukan dirimu
bila akhirnya…
menjadi seperti ini
hatiku hancur karenamu
bagai anak panah berapi…
menombak jantung hati ini hingga mati… rasa sakit, pahit. benci dan kecewa bercampur pada kerapuhan
ya… tuhan
kuatkanlah hatiku
serta tegarkanlah iman ku
agar ku selalu ingat denganmu
aku benci..
aku benci saat malam datang
ia mengganggu saat tidurku,,
yang mendatangkan sepi sunyi juga benci yang amat dalam ..
seperti jubah kegelapan ..
yang tak dapat aku ungkapkan dalam ucap bibir yang kelu..
aku benci,,
aku benci saat hujan datang,,
yang memenjaraiku dalam dinginnya,,
yang menahanku untuk berlari melepas semua penat, penat yang pekat ..
seperti derai air mata bunda, meski aku tak pernah melihatnya menangis ..
aku pun benci saat mata mulai berat untuk terpejam ..
saat hati mulai menyukai, mencintai ..
aku benci kamu, aku juga benci kalian ..
yang tak pedulikan aku ..
yang tak menghguraukan aku ..
yang berada begitu jauh dari pandanganku ..
aku benar benar merasa sendiri ..
tanpa kamu, juga kalian ..
sahabatku ..
Berkali-kali terlintas di kepala ku ingin kukatakan padamu Ini-lah AkU,
Aku yang sama sekali berbeda dengan-mu,
Aku yang tak mungkin sama dengan-mu,
Aku yang mencintaimu,
Aku yang tak bisa bersamamu,
Mengertilah diriku,
Ku mencintaimu apa adanya dan kuharap kau juga begitu,
Walau kutahu ku bukan pangeran tampan dari negeri seberang, atau
seorang malaikat yang turun dari langit,
Aku selalu ada untukmu…
Walau kutahu sekarang kau sudah bersama-nya,
Walau kau sekarang milik orang lain,
Walau sekarang hatiku telah hancur oleh-mu,
Namun aku
Aku akan selalu ada untukmu,
AKU masih disini,
untuk menjaga-mu disaat kau terlelap tidur,
menghangatkanmu disaat dingin,
menemanimu di saat kau sendiri,
membantah semua fitnah yang ditujukan padamu,
Namun semuanya harus tanpa kau sadari karena aku tidak ingin merusak kebahagiaanmu,
Namun satu saja yang ingin kuminta dirimu…
Mengertilah diriku,
Cintailah diriku apa adanya karna
INI-lah AKU
untuk bait kata-katamu..aku memberimu pujian
kau melempariku dengan cemoohan..
aku diam
kemanapun kujumpai segara
disana kau mengejar bayanganku
meski kutahu pasti
kau tak akan pernah sampai
di tempatku
tapi aku tak akan pernah mencemoohmu
mulutmu lebih besar
daripada tabir di wajahmu
maaf jika aku terpaksa mencibir hatimu
yang kutahu menyimpan dengki
pada kedua sayap yang kumiliki
sayang satu hal yang kau tak tahu
buatku dan mereka yang kauludahi itu
kau hanya seorang wannabe
menelungkupkan ego
di duniamu bagai katak dalam tempurung
mencerca siapapun yang tak mampu terus memujimu
satu teguran untukku
di atas langit masih ada langit
kebencianmu tak bisa surutkan siapapun
dalam damai aku membencimu
Dia yang termenung dan termangu
Seakan-akan tersedot kedalam lubang hitam dalam pikirannya yang nyaris beku
Perangai itu masih disana
Perangai yang menghubungkan antara hati dan logika
Sebuah antagonistik yang masih menjelajahi kelimbungan
Dan masih bermain dengan kesetiaan
Atau mungkinkah ini adalah sebuah penghianatan?
Persetan dengan etika!
Bibir berkata, hati berkelana, dan Otak menyimpang entah kemana
Semua begitu kontradiksi
Tidak ada kejelasan
Tidak ada keselarasan
Dan sesosok individu hilang dari kriteria tegas atas sebuah karakteristik
Dia hanyalah maya atas dirinya…
Dia hanyalah abu-abu…
Dia hanyalah remang…
Dia tidak cukup nyata untuk menjadi nyata.
Adakah kecintaan itu utuh
Meski hujan berusaha menghapusnya
Adakah kerinduan ini tetap meranggas
Meski angin berusaha tak menyampaikannya
Duh, betapa aku bimbang
Tentang kegilaan ini akan berakhir
Benarkah ini asmaraku?
Atau hanya sebuah cerita hidup
Yang nantinya usai juga
Tak terkenang
Adakah sayang ini abadi
Meski dirimu tak lagi mau
Adakah aku masih di sini
Berdiri di sudut jiwa, beku.
Meski kutahu dirimu telah jauh
Melangkah dalam jalanmu sendiri
Penantian,,,
selamanya menyakitkan…
Gelisah ..
aku benci rasa gelisah ini , karena ini memakan semua energi aku. mengambil seluruh rongga kebebasan sampai bagian yang paling terkecil . Seluruh pori mengutuk dan membuat nadi-nadi kecil ditubuhku menjerit menolak rasa gelisah yang makin menggerogoti setiap sendi, setiap inci kulit dan membuat jantungku berdetak lebih keras, dan akhirnya otakku menolak untuk berpikir. Bles … blank … hitam … yang terlihat hanya lobang hitam besar didepan mataku tanpa cahaya setitikpun juga.
Kehidupan …
Aku cinta kehidupan ini, seperti aku mencintai diriku, tapi sekarang kehidupan ini tengah berada di dua gelombang yang sepertinya siap memecah ditengah dan tidak menyisakan apa-apa kecuali mungkin rasa sesal. Tak akan ada jejak kecuali riak yang akan hilang dalam sekejap. Lalu gelombang kedua dan ketiga, keempat, kelima, akan muncul lagi, pecah di tengah dan riaknya hilang lagi dalam sekejap. Tapi yang pasti tetap ada dicinta di setiap gelombang kehidupan itu.
Kebencian …
Kebencian dan dendam yang selama ini tersimpan dan terkunci rapat di ruang hatiku yang paling dalam, tak ingin kubuka tak ingin ku sentuh, meski aku tahu dimana kusimpan kunci ruangan itu. didalam ruangan itu masuk semua kebohongan-kebohongan yang pernah ada. kebencian berlipat dan bergulung tak ada tepi terus menggunung. Dendam yang setiap saat harus ku redam dengan alasan-alasan yang harus bisa diterima dengan otakku dan perasaanku. Tapi kata hati tak akan pernah bisa dusta, benci dan dendam itu tetap ada. Semakin banyak tak berkurang karena dia menyelinap dari setiap rongga pintu ruang yang menganga. Aku bersumpah tak akan pernah kubuka ruangan itu , tak akan .. biar dia jadi bagian dari setiap ruang yang kupunya di hati. Aku akan jera dan mati jika semua yang ada didalam sana berhembus keluar karena tak akan ada pernah maaf…
Mutiara ..
Dua mutiara yang kupunya ku pakai sebagai penyejuk jiwa. Meski aku tak tahu apa aku bisa membuat diriku sebaliknya untuk dua mutiaraku. Mutiaraku yang suci, maafkan aku yang hanya bisa membuat separuh dari satu yang dibutuhkan. Tak ada kata indah yang dapat kuberikan, hanya cinta dan kasih sayang yang tak akan pernah habis. Mutiara jiwaku tetaplah disini, disini sebagai tameng cintaku, jangan pernah merasa bahwa dunia tak lagi adil buat kita, karena kelemahan itu yang hanya akan buat kita kehilangan segalanya. Mutiara cintaku maaf kalau cinta ini tak sempurna, tapi ku korbankan semua buat bahagiamu.
Percintaan ..
Aku mendongeng terlalu lama tentang cinta ini, sampai pangeran itu pergi dongeng itu tetap setia dikepalaku. Cerita dongeng ini harus berakhir , harus , meski susah untuk mengusir rasa itu. Jangan lagi ada cerita itu, ini bukan cinta, tak ada lagi cinta , sudah tercabut meski belum sampai akar . Cinta apa namanya buat ketakutan , kegelisahan, kekecewaan, kebencian, kemarahan. Sudah lepas saja cerita cinta ini. Aku tak tahan menanggung bebannya. Terlalu berat … tapi kepada apa atau siapa beban ini aku serahkan, atau kebuang saja ketempat sampah. Biar dibawa pergi jauh dan tak kembali lagi.
Asa …
Selalu ada asa disetiap waktu dan detik yang aku punya, asa itu yang buat dinding-dinding dihatiku mengeras bagai baja, walau dulu reot hampir rubuh. Tapi asa yang kupunya tipis dan rapuh, gampang patah, aku harus punya senjata canggih yang bisa membuat asaku menjadi keras dan menggumpal penuh sehingga menjadi kumpulan asa yang buat aku bisa berdiri . Aku butuh cinta untuk jadi pupuk , aku butuh cinta tumbuh berkembang. Yah cinta, cinta untuk jadi matahariku disiang hari jadi bulanku di malam hari. Bukan cinta dongeng seperti yang kupunya. Tapi cinta sungguhan yang akan kubawa dalam jiwa ku paling dalam.
biarkan mentari bernyanyi
biarkan mereka menari dalam kalut kabut yang tak mau enyah
biarkan pekat bersemayam dalam lubuk hati
agar tak ada ruang kosong dihati
pedih kobarkan jiwa
sedikit kata menjadi lara
sedikit waktu menjadi abad
teduhnya malam akan menjadi siang
tak ada yang abadi
jalan kedalam semakin sempit dan curam
haruskan aku berhenti
kepada malaikat ini aku bertutur
kepada malam ini aku mengaduh
tanyakan setiaku akan kah lelah?
tanyakan apakah cahaya itu semakin redup?
yakinkan pada ku jika aku ragu
terangi jika aku semakin redup
aku lelah jika hanya dalam mimpi saja aku dapat memilikinya
dan kenapa tak dia biarkan saja aku tidur untuk selamanya…
Ini kisah tentang aku..
yang cintanya kandas s'lalu..
kepada para pencinta dengarkan aku..
Apa ku tak pantas dicinta..apakah diri ini tak layak mencinta..
Apakah memang tak ada cinta untuk diriku ini..
Perjalanan cinta ini akan slalu kulewati...
Ini kisah tentang aku..
yang cintanya kandas s'lalu..
kepada para pencinta dengarkan aku..
Apa ku tak pantas dicinta..apakah diri ini tak layak mencinta..
Apakah memang tak ada cinta untuk diriku ini..
.: About Me :.
- . . Ini Kisah Tentang Aku . .
- bogor, jawa barat, Indonesia
- Aku bukan siapa-siapa,aku terlahir dari seorang Ibu dan hidup dari keluarga yang sederhana dan hidup sederhana dengan apa adanya dan aku akan menjadi diriku sendiri.... karna Aku Adalah Aku.
.: T I M E :.
.: Coretanku :.
-
▼
2010
(38)
-
►
Juni
(28)
- Siksa.
- Kesetiaan.
- Pangeran Kesepian.
- Kalau Boleh Ku Meminta.
- Hilang.
- Aku Kecewa.
- Aku Dan Kenangan-Ku.
- Sebuah Kata Yang Tak Berucap.
- Suara Hati-Ku.
- Dia Kekasih-Ku yang Telah Pergi.
- Bisikan Senyap.
- Rusuk Kiri Dan Tirani.
- Aku Memang Pantas Kamu Jauhi.
- Aku Tak Pantas Menunggu-Mu.
- Kenangan.
- Ayah.
- Hatiku Hancur.
- Aku Benci.
- Tanpa judul
- Tanpa judul
- Ini-lah Aku.
- Dalam Damai Aku Membencimu.
- Ironi Sebuah Kemunafikan.
- Penanatian Selamanya Menyakitkan.
- Di Guncang Kata
- Perjalanan
- .: Ini Kisah Tentang Aku :.
- .: Ini Kisah Tentang Aku :.
-
►
Juni
(28)